BAB 2
PENDEKATAN 4P DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS
A. Makna dari pengembangan kreativitas
Pengembangan
kreativitas sejak usia dini, sebab :
- Dengan berkreasi, orang dapat mewujudkan (mengaktualisasikan) dirinya, dan perwujudan aktualisasi diri merupakan kebutuhan pokok pada tingkat tertinggi dalam hidup manusia (Maslow, 1967).
- Kratifitas atau berfikir kreatif sebagai kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah (Guilford, 1967).
- Bersibuk diri secara kreatif tidak hanya bermanfaat (bagi diri pribadi dan bagi lingkungan), tetapi juga memberikan kepuasan kepada individu (biondi, 1972).
- Kreativitaslah yang memungkinkan manusia meningkatkan kualitas hidupnya.
B. Teori 4P yang melandaasi pengembangan kreativitas
1. Teori tentang
pembentukan pribadi kreatif
a. Teori Psikoanalisi
1). Teori Freud:
Kemampuan kreatif
merupakan ciri kepribadian yang menetap pada lima tahun pertama kehidupan.
Sigmund Freud (1856-1939) menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan,
yang merupakan upaya tak sadar untuk menghindari kesadaran mengenai ide-ide
yang tidak menyenangkan atau tidak dapat diterima. Meskipun kebanyakan
mekanisme pertahanan menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru
merupakan penyebab utama dari kreativitas.
2). Teori Kris
Ernest Kris (1900-1957)
menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi (beralih ke perilaku sebelumnya
yang akan memberi kepuasan, jika perilaku sekarang tidak berhasil atau tidak
memberi kepuasan) juga sering muncul dalam tindakan kreatif.
3). Teori Jung
Carl Jung (1875-1961)
juga mempercayai bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat penting dalam
kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini, timbul penemuan,
teori, seni, dan karya baru lainnya.
b. Teori Humanistik
1). Teori Maslow
Menuru Abraham Maslow
(1908-1970) pendukung utama dari teori humanistik, manusia memiliki naluri
dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Keempat kebutuhan pertama disebut deficiency, karena
mungkin dapat dipuaskan sampai tidak dirasakan sebagai kebutuhan lagi. Dua
kebutuhan pada pada tingkat tertinggi disebut dengan kebutuhan being.
2). Teori Rogers
Menurut Carl Rogers
(1902-1987) tiga kondisi dari pribadi yang kreatif adalah:
- Keterbukaan terhadap pengalaman
- Kemampuan untuk menilai situasi sesuai dengan patokan pribadi sesorang (internal
locus of evaluation)
- Kemampuan untuk bereksperiman, untuk ‘bermain’ dengan konsep-konsep
Ketiga ciri atau kondisi
tersebut juga merupakan dorongan dari dalam untuk berkreasi (internal
press).
Psikoanalis : Alam pikiran
tidak sadar dan timbulnya kreativitas sebagai kompensasi dari masa anak-anak
yang sulit dijelaskan.
Humanistis: menekankan kesehatan
psikologis yang memungkinkan sesorang mengatasi masalah kehidupan.
c. Ciri-ciri kepribadian
kreatif
Thomas A. Edison “Genius
is 1% inspiration and 99% perspiration”
- Pribadi yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam tindakan
- Tingkat energi, spontanitas dan kepetualangan yang luar biasa
- Mempunyai rasa humor yang tinggi.
- Idealisme, kecenderungan untuk melakukan refleksi, merenungkan aturan.
- Cepat menunjukkan perhatian pada masalah orang dewasa.
- Minat seni dan keindahan lebih dari rata-rata
- Bersifa tidak kooperatif, egosentris, terlalu asertif, kurang sopan, acuh
tak acuh terhadap aturan, keras kepala.
- Berani, ingin tahu, mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan , bersibuk
diri terus menerus dengan kerjanya.
2. Teori-teori tentang “press”
a. Motivasi untuk
kreativitas
Dorongan ini merupakan
motivasi primer untuk kreaativitas ketika individu membentuk hubungan-hubungan
baru dengan lingkunganya dalam upaya menjadi dirinya sepenuhnya
b. Kondisi eksternal yang
mendorong perilaku kreatif
Menurut pengalaman
Rogers dalam psikoterapi, penciptaan kondisi keamanan dan kebebasan psikologis
memungkinkan timbulnya kreativitas yang konstruktif:
1. Keamanan Psikologis.
Tiga proses yang saling berhubungan
- Menerima individu sebagaimana kelebihan dan keterbatasannya
- Mengusahakan tidak adanya susasana evaluasi eksternal di dalamnya
(mengurangi efek mengancam untuk dievaluasi).
- Memberikan pengertian secara empatis.
2. Kebebasan Psikologis
Jika orang tua atau guru
memberikan kesempatan untuk bebas mengekspresikan pikiran atau perasaannya
secara simbolis, pesmisiveness ini memberikan kebebasan
berpikir atau sesuai dengan apa yang ada dalam diri anak.
3. Teori tentang Proses
Kreatif
a. Teori Wallas
The art of Thought (Piirto, 1992),
proses kreatif meliputi empat tahap :
1) Persiapan : Mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan belajar
berpikir, mencari jawaban, bertanya pada orang, dll.
2) Mencari (inkubasi) : Tahap dimana individu seakan-akan melepaskan diri
untuk sementara dari masalah tersebut, ia “mengeramnya” dalam alam pra-sadar.
3) Iluminasi : Timbulnya “insight” atau “Aha-Erlebnis”, saat
timbulnya inspirasi atau gagasan baru, beserta proses-proses psikologis yang
mengawali dan mengikuti munculnya gagasan baru.
4) Verifikasi : Ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap realitas.
b. Teori tentang Belahan
Otak kanan dan Kiri
- Hampir setiap orang mempunyai sisi yang lebih dominan, maka dikatakan bahwa
otak dikuasai oleh hemisfer yang bertentangan.
- Dihipotesiskan bahwa otak kanan berkaitan dengan fungsi kreatif
4. Teori tentang Produk
Kreatif
Cropley (1994): Perilaku
kreatif membutuhkan kombinasi antara ciri-ciri psikologis yang
berinteraksi sbb:
“hasil berpikir
konvergen (memperoleh pengetahuan) -> tindakan (pemecahan masalah dalam arti
luas) -> konfigurasi (model, tindakan)”
a. Hukum Paten dalam Penilaian Produk
Penemuan
Hukum paten AS
mempertimbangakan unsur sbb dalam memberikan hak paten pada investor :
1) Kegiatan intelektual
yang bermutu mendahului penemuan/rekaan
2) Gagasannya jelas dalam
mengatasi masalah
3) Jumlah eksperimentasi yang dilakukan sebelum mencapai produk baru dianggap
penting.
4) Sejauh mana mengalami
kegagalan
5) Produk harus berguna dan
merupakan kemajuan
6) Produk dinilai kreatif jika ada orang-orang dalam bidang kegiatan tersebut
sebelumnya menunjukkan keraguan tentang kemungkinan penemuan yang baru.
7) Produk harus memenuhi
kebutuhan yang belum dipenuhi.
b. Model dari Besemer dan Treffinger
Besemer dan Treffinger
(1981) menyarankan bahwa produk kreatif dapat digolongkan dalam tiga kategori :
1) Kebaruan (novelty):
sejauh mana produk baru dalam hal, jumlah, teknik, dll
2) Pemecahan (resolution): sejauh mana produk memenuhi
kebutuhan dari situasi bermasalah.
Tiga kritera: Bermakna (valuable), logis,
dan berguna.
3) Kerincian (elaboration): Sejauh mana
produk menggabung unsur yang tidak sama menjadi keseluruhan yang canggih.
Lima kriteria: organis,
elegan, kompleks, dapat dipahami, menunjukan keterampilan yang baik.
c. Model Penilaian Kreativitas dalam
Mengarang
1) Kelancaran: Jumlah kata yang digunakan
dalam karangan tersebut.
2) Kelenturan (fleksibilitas) dalam struktur
kalimat dalam konten atau gagasan.
3) Keaslian (orisinalitas) dalam konten dan
gaya pemikiran
4) Kerincian (elaborasi, kekayaan): membumbui
cerita agar tampak kaya.
D. Strategi 4P
Dalam Pengembangan Kreativitas
1. Pribadi
Pribadi yang unik
diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk yang inovatif. Pendidik hendaknya
dapat menghargai keunikan dan bakat siswanya.
2. Pendorong (press)
Bakat akan terwujud jika
ada dorongan dan dukungan dari lingkungannya, ataupun jika ada dorongan yang
kuat dalam dirinya (motivasi internal) untuk menghasilkan sesuatu.
3. Proses
Pendidik hendaknya dapat
merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif, agar anak
dapat mengekspresikan dirinya secara kreatif.
4. Produk
Agar menciptakan produk
kreatif tak terlepas dari kondisi pribadi dan lingkungan, sejauh mana press dalam
proses kreatif.
E. Strategi 4P untuk
Penelitian tentang Kreativitas
- Dimensi 1: Empat aspek (Person, press, process, product)
- Kerangka pengembangan dan penelitian untuk mengkaji
empat perspektif dari kreativitas (5W dan 1H: “who, what, why, when,
where, how)
- Tiga lingkungan untuk penelitian dan pengembangan kreativitas (keluarga,
sekolah, masyarakat).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar